Politik

Akhirnya Terungkap, Ini Dasar Prabowo-Sandi Berani Klaim Kemenangan atas Jokowi-Ma'ruf

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno deklarasikan kemenangan.

RIAULINK.COM, JAKARTA - Kubu Tim Koalisi Bersama Jokowi-Ma'ruf saat ini sangat gerah dengan pernyataan kekalahannya dari kubu Prabowo-Sandi.

Upaya untuk mematahkan alibi tersebut pun terus dilakukan, termasuk dengan terung mengekspose data-data terbaru dari lembaga survei yang memenangkannya. 

Namun, tentu saja, kubu Prabowo-Sandi tak begitu saja dengan mudahnya mengatakan pihaknya menang. Pasti ada alasan yang sangat kuat untuk itu. 

Hal itu juga yang diungkapkan  Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade. 

Politisi asal Sumatera Barat itu pun  membeberkan alasan Calon Presiden 02, Prabowo Subianto berani mendeklarasikan kemenangan di Pilpres 2019.

Dilansir TribunWow.com dari tayangan 'Kabar Petang' tvOne, Sabtu (20/4/2019), Andre menegaskan dasar dari deklarasi kemenangan Prabowo bukan hasil quick count, melainkan real count yang dilakukan oleh BPN.
Andre kemudian menjelaskan metode yang dilakukan oleh BPN dalam melakukan real count hingga dapat menunjukkan hasil dalam jangka waktu yang singkat.

"Yang dasar deklarasi kemenangan Pak Prabowo itu bukan berdasarkan quick count, tapi berdasarkan data real count," kata Andre.

Menurut Andre, data mereka berasal dari saksi yang mereka tempatkan di seluruh TPS di Indonesia.

"Jadi begini, partai Gerindra itu punya dua saksi per TPS. Ada saksi pileg, ada saksi pilpres," kata Andre.
"Yang saksi pileg dan pilpres itu selesai perhitungan ditanda tangani, C1 di foto, dikirimkan."

"Nah, oleh DPP dan BPN, ini diinput, ditabulasi. Sehingga dari data C1 yang kita terima, waktu itu yang pemilihan presiden malamnya itu 40 persen terkumpul, Pak Prabowo mengumumkan (kemenangannya)," jelas Andre.

Andre menjelaskan, pada Rabu (17/4/2019), Prabowo menyatakan menang dengan perolehan suara sebesar 62 persen.

"Besoknya, tanggal 18, Pak Prabowo menegaskan kembali sore menjelang magrib. Dari 60 persen data yang sudah diinput, itu menang tetap 62 persen. Jadi datanya real kok," tegas dia.

Meski demikian, Andre menegaskan, data tersebut nantinya tetap harus diuji.

"Nah, untuk mengujinya nanti, kita menunggu hasil real count 100 persen, baik real count kami, nanti dicocokkan dengan real count KPU yang tanggal 22 Mei nanti," jelas dia.