Politik

Kibas-kibas Jas, Tanda Prabowo Ragu dengan Jawaban Unicorn

Pakar gestur dan semiotika menilai Prabowo ragu dengan jawabannya soal unicorn. (REUTERS/Willy Kurniawan)

RIAULINK.COM - Pakar gestur dan semiotika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi menilai Prabowo Subianto tidak yakin dengan ucapannya sendiri ketika bicara soal unicorn dalam debat capres kedua. 

Acep menilai hal itu nampak dari gestur Prabowo saat mengibaskan jasnya usai menjawab fenomena unicorn di Indonesia yang menjadi inti pertanyaan Jokowi.

"Mengibaskan jas setelah bicara unicorn itu tanda indeksikal dari gugup, kurang yakin atas apa yang telah disampaikan," ucap Acep saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (18/2).

Diketahui, Jokowi bertanya apa yang akan dilakukan Prabowo untuk mengembangkan unicorn di Indonesia. Prabowo sempat bertanya balik untuk memastikan kembali konteks pertanyaan kepada Jokowi. 


Unicorn merupakan istilah yang sangat familiar di dunia perusahaan rintisan atau startup. Istilah unicorn digunakan untuk mendeskripsikan perusahaan privat yang telah mengantongi valuasi lebih dari US$1 miliar.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki banyak unicorn di kawasan Asia Tenggara. Dari sekitar 8 unicorn yang ada, 4 di antaranya berada di Indonesia. Perusahaan itu diantaranya Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia.
Kibas-kibas Jas, Tanda Prabowo Ragu dengan Jawaban UnicornCapres 01 Jokowi bertanya soal unicorn kepada Prabowo saat debat capres kedua. (REUTERS/Willy Kurniawan)

Prabowo kemudian menjawab dengan memanfaatkan hampir seluruh waktu yang diberikan. Setelah itu, dia duduk lalu mengibaskan jas sebelah kanan, layaknya orang yang merasa kegerahan.

"Dia tidak yakin sebenarnya dengan jawabannya, jadi agak salah tingkah," kata Acep.

Acep menduga Prabowo memang tidak terlalu mengetahui soal perkembangan unicorn. Acep juga memprediksi Prabowo dan timses tidak mendiskusikan unicorn sebelum debat dilaksanakan.

"Saya melihat beliau fokusnya tidak ke sana," tutur Acep.

Acep mengatakan bahwa Prabowo memang lebih sering bicara dengan nada lugas, terutama ketika membahas persoalan impor dan sertifikat tanah yang dibagikan Jokowi. Prabowo juga cenderung bicara narasi yang lebih luas, semisal ketika dia menggembar-gemborkan rencananya menerapkan Pasal 33 UUD 1945.

"Kalau melihat pernyataannya kan lebih banyak ke konsep. Kalau yang unicorn ini kan teknis, Jadi nampak kurang menguasai," kata Acep.