Kesehatan

Ikan Cupang, Cara Unik Basmi Jentik Nyamuk DBD

Ilustrasi ikan cupang. (Foto: Istimewa)

RIAULINK.COM - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) makin merebak. Musim hujan jadi pemicu maraknya kasus ini. 

Hal ini menyebabkan, orang makin dituntut untuk waspada sekaligus melakukan pencegahan mandiri termasuk menjaga kebersihan lingkungan rumah agar bebas dari jentik nyamuk. 

Ada cara alami yang digaungkan Kementerian Kesehatan yakni dengan memelihara ikan cupang. Rupanya ikan yang lebih sering dipelihara sebagai ikan hias dan ikan aduan ini dianggap mampu membantu manusia memerangi DBD. 

Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik, ikan cupang relatif memiliki harga murah dan cukup efektif memakan jentik nyamuk penyebab DBD. 

Keampuhan ikan cupang dalam memerangi DBD ternyata bukan sekadar isapan jempol belaka. Sebuah riset menemukan ikan cupang lebih efektif menjadi predator alami jentik nyamuk daripada ikan guppy. 

Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Sains Nasional Universitas Nusa Bangsa ini membandingkan daya predator antara ikan cupang dan ikan guppy. Hasilnya, ikan cupang memiliki daya makan paling banyak mencapai 89 ekor jentik dalam waktu enam jam. Sedangkan ikan guppy paling banyak hanya 47 ekor dalam waktu enam jam. 

Ikan cupang akan efektif ditempatkan pada bak-bak atau wadah penampungan air yang tidak bisa ditutup seperti penampung air hujan. 

Jangan salah sasaran

Imbauan untuk menjaga kebersihan lingkungan terkait pemberantasan nyamuk penyebab DBD sebaiknya dicermati masyarakat. Nadia mengingatkan masyarakat agar tidak salah sasaran dalam memberantas sarang nyamuk. 

Ia memaparkan, ada beberapa titik di rumah yang bisa dijadikan sarang nyamuk seperti, bak kamar mandi dan toilet, tempat penampungan air, air jebakan semut (kaki meja), air pembuangan kulkas, tempat minum burung yang jarang diganti, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), barang bekas di sekitar rumah (ban, kaleng, batok kelapa, botol, gelas air mineral, potongan bambu, dan semua tempat yang bisa nenampung air). 

Lokasi-lokasi tersebut, kata dia, sangat berpotensi jadi sarang nyamuk. 

Satu jentik akan menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 12-14 hari. Nyamuk betina dewasa sekali bertelur dapat menghasilkan 100-150 telur. Dalam kurun waktu sebulan nyamuk bisa bertelur sebanyak empat kali sehingga telru bisa sekitar 400-600 per bulan. 

"Jangan salah sasaran dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bukan memotong pohon, bersih-bersih rumput, menata bunga, dan lain-lain, karena jentik tidak bersarang di rerumputan," kata Nadia, Minggu (3/2). 

Di samping itu, orang perlu waspada akan jam-jam 'aktivitas' nyamuk antara pukul 09.00-10.00 dan sore pukul 15.00-16.00.