Pilpres 2019

Sandiaga Soal Harga Pangan: Pemerintah Pakai Data, Saya Dengar Emak-emak

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (Indra Komara/detikcom)

RIAULINK.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku selalu mendengar keluhan tentang kenaikan harga pangan tiap kali menyambangi pasar-pasar. Dia mengaku sudah ke pelosok daerah yang diklaimnya mencapai seribu titik.

"Saya akui saya anak kota turun ke desa. Saya akui saya nggak bisa berkomunikasi tapi bicara keadilan bahwa yang mereka perjuangkan adalah keadilan dan kemakmuran. Rakyat menyatakan hidup mereka susah. Saya tanya cari kerja, susah. Mau di kota mau di pedesaan," tutur Sandi di Seknas Prabowo-Sandiaga di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/1/2019).

Kemudian, Sandiaga menyinggung tentang kestabilan harga pangan. Dia tidak mempermasalahkan data yang disampaikan pemerintah soal harga pangan, tetapi kenyataan yang didapatnya di lapangan berbeda.

"Soal kemakmuran. Harga-harga. Akal sehat dilawan dengan data, saya datang dengan cerita. Oke pemerintah boleh memberi segelontor data. Tapi saya bawa cerita, cerita emak-emak di pasar. Saya tanya yang di sini. Direkayasa atau tidak, saya tanya harga naik atau tidak? Nggak usah diajarin. Semua menyatakan yang sama (harga naik)," kata Sandiaga.

Dia lalu bercerita tentang lapangan kerja. Menurutnya, kesempatan kerja bagi anak bangsa berkurang karena adanya tenaga asing.

"Kita belum sesuai dengan konstitusi kita memberikan kesempatan kerja pada anak bangsa, sampai anak bangsa harus menyambung nyawa di luar negeri untuk cari kerja. Sementara tenaga kerja di sini dibuka untuk tenaga kerja asing," imbuhnya.

Menilik ke belakang, Sandiaga berkisah tentang potensi kecurangan di kontestasi politik. Dia mengenang perjuangannya merebut kursi DKI-2 bersama Gubernur DKI Anies Baswedan.

"Bagaimana sembako datang, sembako belum ada jumlah sampai yang dikirim ke Pulau Seribu. Tapi akhirnya dari selfie jumlah sembako, bahwa 'kita terima bahwa memang ini duit kami, bajunya akan kami gunakan taplak meja', sedangkan kami akan tetap coblos nomor? Waktu itu nomor 3," kata Sandiaga.

Menjelang pencoblosan Pilpres 2019 pada April nanti, Sandiaga mengklaim sebagian besar masyarakat menginginkan perubahan. Dia mengatakan ingin memperbaiki ketimpangan yang masih tampak di Indonesia.