Kesehatan

Menatap Layar Smartphone Terlalu Lama Bisa Mengubah Struktur Otak Anak

Ilustrasi.intr

RIAULINK.com - Apakah kamu salah satu orang tua yang sering mengingatkan anak agar tidak terlalu lama main smartphone? Atau kamu adalah sang anak yang sering main smartphone lama-lama?

Ada baiknya kamu mulai mengatur waktu dalam memainkan smartphone. Itu dikarenakan menatap layar smartphone terlalu lama bisa mempengaruhi otakmu.

Sebuah penelitian yang didanai oleh National Institutes of Health (NIH), menemukan bahwa terlalu banyak waktu menatap layar smartphone dapat secara fisik mengubah struktur otak pada anak-anak.

Uji penelitian pertama dari studi ini dilakukan dengan cara memindai otak 4.500 anak berusia 9-10 tahun. Mereka adalah anak yang menghabiskan waktu lebih dari 7 jam sehari di depan layar smartphone.

Hasilnya, dari uji penelitan pertama itu ditunjukkan adanya penipisan prematur korteks otak, lapisan terluar otak yang fungsinya membantu memproses informasi dari luar.

Apakah ini hal yang buruk bagi anak? Walau begitu, Direktur studi NIH, Gaya Dowling, memperingatkan agar masyarakat tidak menarik kesimpulan cepat dari temuan ini.

"Kami tidak tahu apakah itu disebabkan oleh menatap layar. Kami tidak tahu apakah itu hal yang buruk. Kita akan mengikuti mereka dari waktu ke waktu sehingga kita akan melihat apakah ada hasil yang terkait dengan perbedaan yang kita lihat dalam hasil penelitian awal ini," kata Dowling, seperti dilansir Bloomberg.

Diketahui, saat ini banyak remaja yang menghabiskan rata-rata empat setengah jam sehari untuk bermain smartphone.

Hasil awal dari penelitian yang bernilai 300 juta dolar AS itu juga telah menentukan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari untuk menatap layar smartphone memiliki skor lebih rendah pada tes berpikir dan bahasa.

Hasil studi dari penelitian tersebut dijadwalkan bakal dirilis pada awal 2019. Lewat studi tersebut, diharapkan masyarakat benar-benar mendapatkan pemahaman tentang bagaimana penggunaan perangkat digital dapat mempengaruhi otak, perkembangan emosi, dan kesehatan mental anak-anak.