Opini

Sederat Cerita Tentang Kejayaan Kelapa, Hingga Curhatan Haru Anak Petani Tentang Anjloknya Harga Kelapa

Ilustrasi pekerja kelapa

RIAULINK.com - Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang terkenal dengan julukan negeri hamparan kelapa dunia kayaknya tidak berbanding lurus terhadap kesejahteraan masyarakatnya yang mana hampir dari 70% penduduk Inhil mengantungkan hidupnya dari sektor perkelapaan.

Kelapa merupakan urat nadi ekonomi masyarakat, tak hanya itu, sangking vitalnya semua kebutuhan primer dan sekundenya pun mereka gantungkan dari kebun kelapa, dimana beberapa bulan ini ,harga kelapa tak pernah berpihak kepada petani, sehingga tak sedikit masyarakat mengeluh bahkan ini berimbas terhadap lesunya perputaran ekonomi di pusat-pusat perbelanjaan.

Seperti yang dialami dan diungkapkan salah seorang anak Petani yang bernama Khairul, Ia menyebutkan Kelapa merupakan warisan dari datuk dan nenek moyangnya dan kelapa merupakan sandaran untuk melanjutkan kehidupan dan gantungan harapan bagi keluarga.

"Saya dan anak-anak para petani lainnya, dibesarkan dari hasil kebun kelapa, apalagi menurutnya hari ini banyak anak-anak dikampung tidak berani untuk melanjutkan pendidikannya akibat anjloknya harga kelapa padahal menurutnya semua anak-anak berhak untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih tinggi dan kesehatan yang layak untuk menghadapi persaingan yang akan datang kami butuh sumber daya yang tinggi," ceritanya dengan rona mata yang memerah.

Masih menurutnya, Kondisi anjlok ya harga kelapa tak hanya dirasakan para petani saja, tetapi akibatnya juga berimbas kepada perputaran ekonomi, yang mana orang-orang kampung enggan pergi ke ibukota atau pusat-pusat pasar yang ada didesa untuk bertransaksi.

"Jangan lan ingin membeli kebutuhan sekunder, untuk makan hari-hari aja mereka sudah susah," cetusnya.

Lebih lanjut, Khairul juga menyebutkan Berbagai aksi demontrasipun sudah dilakukan untuk menuntut sebuah keadilan mengenai harga kelapa mulai dari tingkatan kabupaten, provinsi, bahkan banyak penggiat asosiasi kelapa yang melakukan upaya ditingkat pusat sana.

Bahkan Khairul mengibaratkan dengan sebuah ungkapan 'Sejumlah Aksi Bakar ban bekas petanda kami rakyat petani sudah tersakiti, namun sampai detik ini kami belum mendapatkan hal yang pasti semua penuh dengan janji-janji, bahkan penguasa sudah silih berganti berganti, tapi belum ada satupun yang bisa menjaga kestabilan harga kelapa kami, alasan klasik terus dan terus di ucapkan dampak dari sektor perang dagang dan rupiah melemah serta alasan - alasan yang lain selalu di lontarkan kepada kami, boleh kami bertanya kapan penderitaan kami ini berakhir? Kapankah pemerintah mengembalikan kedaulatan para petani kelapa?

Tak hanya sampai disitu, Khairul juga menyebutkan Alasan Mengapa Perlu mengembalikan Kejayaan Kelapa.

Kelapa adalah tanaman asli Indonesia, dari dulu kelapalah yang menjadi tumpuan hidup banyak petani sejak zaman kolonial hingga sekitar 1970an. Pada zaman itu, satu kilogram kopra (daging kelapa yang dikeringkan.red) setara dengan tiga kilogram beras.

"Coba kita putar lagi lagunya, itukan ada lagunyaz disana tergambar bagaimana kejayaan petani kelapa kita," katanya lagi.

“Tanah airku Indonesia…Negeri elok amat kucinta…

Tanah tumpah darahku yang mulia…Yang kupuja sepanjang masa

Tanah airku aman dan makmur…Pulau kelapa yang amat subur

Pulau melati pujaan bangsa…Sejak dulu kala

Melambai lambai…Nyiur di pantai…Berbisik bisik…Raja Kelana…”

Itu sebagian lirik lagu wajib nasional, 'Rayuan Pulau Kelapa' Begitu berjayanya kelapa era sebelum 70-an, sampai-sampai ada lagu nasional tercipta untuk tanaman tempatan ini.

"Zaman itu, hanya petani kepala yang naik haji lewat Singapura. Bahkan sangking enaknya dulu bahkan para petani kelapa punya gigi emas," kisah Khairul.

Bahakan Ia menceritakan gambaran pada saat itu soal petani kelapa kaya senada catatan pesat industri kelapa sejak 1920-an, Tak heran,karena semua bagian dari kelapa membawa manfaat, dari daun sebagai lidi, dan buah terutama jadi minyak makan dan industri sabun mandi, kala itu.

Bahkan parahnya sekarang Minyak kelapa pun menjadi asing di negerinya sendiri. Minyak sawit mendominasi dipasaran menggantikan minyak kelapa.

Peran Pemerintah Daerah Daerah

Mengembalikan kejayaan kelapa perlu peran besar pemerintah daerah. Kenapa? Dia bilang, di tangan pemerintah daerah perubahan peruntukan lahan terjadi. Pemda garda terdepan penjaga lahan.

Sinergisitas Antara Pemerintah Daerah, Provinsi, Pusat

Mengapa kita butuh peran yang sangat penting oleh pemerintah pusat, itu dikarenankan ketika peran pemerintah daerah tidak mampu mengedalikan atau keluar dari masalah yang dihadapi daerah perlunya peran pemerintah pusat, naah siapa yang berperan (Jokowi) Jokowi sebagai kepala negara saat ini harus tau bahkan harus turun ke daerah kabupaten Indragiri Hilir, Presiden harus tau, harus merasakan, sejak 73 tahun Indonesia merdeka 51 tahun kabupaten Indragiri Hilir berdiri, petani kelapa inhil belum merasakan kesejahteraan yang layak, Dengan tujuan Mengembalikan kejayaan kelapa perlu peran besar pemerintah pusat.

Andai Pemimpin Negeri ini mendengar jeritan keluhan para petani kelapa, saya berkeyakinan para petani kelapa pada saat ini meneteskan air matanya, dan coretan ini saya buat dan dedikasikan sebagai bentuk empati dan rasa kepedulian saya terhadap kondisi petani kelapa kita.

Penulis : Khairul, S.Sos

Mahasiswa S2 Universitas Islam Riau (UIR) Jurusan Ilmu Pemerintahan, Penulis juga merupakan CEO Media Online Bualbual.com & Transmeriariau.com